ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG OTITIS MEDIA
OLEH :
WINARNO,SPd, S Kep. Ns
Anatomi Telinga
Dibagi dlm 3 bag : telinga luar, t.tengah. Dan t.dalam
Telinga Luar
Tdd aurikula dn meatus akustikus eksternus (MAE) / liang telinga luar
MAE terletak antara aurikula & membrana timpani, seluruhnya dilapisi kulit dg rambut, kelj.sebasea,kelj.apokrin(seruminosa)
Dipisahkan dg t.tengah oleh membrana timpani
Telinga tengah
Sebuah rongga
Dinding lateralnya m.timpani, dinding medialnya permukaan luar t.dalam
Dibtk 3 buah tl.kecil malleus, inkus, stapes
Rongga ini berhub.dg nasofaring mll tuba eustachii
Telinga dalam/labirin
Tdd sistem saluran yg tdk beraturan (labirin membranosa) yang dibatasi oleh tulang (labirin tulang)
Labirin tulang dibagi vestibulum, koklea, & kanalis semisirkularis
L.tulang berisi perilimfe
L. membranosa berisikan endolimfe
Otitis Media Akuta
Adalah infeksi akut telinga tengah
Penyebab utama adl masuknya bakteri patogen kedlm telinga tengah yg normalnya steril
Paling sering terjadi bila ada disfungsi tuba eustachius spt ISPA, sinusitis, hipertropi adenoid, reaksi alergi spt Rinitis alergika
Bakteri penyebab: Streptococcus Pnemoniae, Hemophylus influensa, Moraxella catarrhalis
Stadium Pd otitis media
Stadium Kataralis
Stadium Supurasi
Stadium Perforata
Stadium Resolusi
Stadium Kataralis
Keradangan yg mengenai mukosa hidung dan orofaring akibat adanya Ispa diteruskan pd tuba eustachii dan cavum timpani.
Akibatnya mukosa tuba eustachii mengalami oedem dan oedem ini akan menyempitkan lumen tuba eustachiii tsb. Dan akan mengakibatkan terganggungnya fungsi tuba untuk ventlasi dan drainase. Ini akan menyebabkan berkurangnya suplay O2 ke dlm cavum timpani, tekanan udara dlm kavum timpani berkurang(hipotensi)disebut “Vacum”
Lanjutan..
Keadaan Vacum mengakibatkan timbulnya perubahan pada mukosa cavum timpani yaitu :
Meningkatnya permeabilitas tabung2 darah dan limfe
Meningkatnya permeabilitas dinding2 sel
Terjadinya proliferasi sel2 kelenjar sub mukosa
Hal ini mengakibatkan terjadinya perembesan cairan kedalam cavum timpani (transudasi)Di sebut “ Hydrops ex vacuo”
Gejala klinis
Anamnesa
Timbulnya gangguan yang dirasakan pada telinga. Gangguan ini akibat adanya “Vacuum” dan Hydrops ex vacuo” berupa:
Telinga dirasakan penuh, seperti kemasukan air
Pendengaran terganggu
Nyeri pada telinga/otalgia
Tinitus/grebeg-grebeg
Pemeriksaan otoskopis : didapatkan gambaran membran timpani sbb:
Membran timpani menjadi hiperemis
Posisi membran timpani berubah menjadi retraksi(tertarik ke medial)dg tanda –tanda:
*Membran timpani tampak lebih cekung
*Processus brovis lebih menonjol
*Manubrium malei lebih horizontal danlebih pendek
*Reflek cahaya hilang atau berubah
Stadium supurasi(Bombans)
Perubahan 2 yg mengenai mukosa cavum timpaniakibat adanya Vacuum pd stadium kataralis, menyebabkan menurunnya pertahanan mukosa setempat (lokal).
Kuman2 yg datangnya dr hidung dan nasofaring besar kemungkinannya untuk mampu mengadakan penetrasi kedalam jar. Mukosa cavum timpani, pus dg cepat terbentuk, shg tekanan dlm cavum timpani berubah mjd lebih tinggi (hipertensi)
Gejala Klinis
Anamnesa: penderita dewasa biasanya datang dg keluhan otalgi hebat. Penderita bayi atau anak-anakmjd rewel dan gelisah, Penderita mengalami febris tinggi
Pemeriksaan Otoskopis :
*Meatus eksternus tidak didapatkan sekret
* Membran timpani sangat hiperemis, tampak cembung dan lateral, kadang tampak adanya pulsasi
Stadium Perforata
Tekanan yang tinggi pd cavum timpaniakibat kumpulan mukosa, akhirnya menimbulkan luban perforata pd mukosa cavum timpani.
Mukopus kemudian mengalir
Kearah meatus eksternus shg keadaan ini akan menurunkan tekanan didlm cavum timpani.
Gejala Klinis
Anamnesa : keluhan yg dirasakan pd stadium bombas kualitasnya sudah jauh berkurang, akibatnya tekanan didlm cavum timpani telah jauh berkurang, otalgia berkurang, adanya otore, pendengaran berkurang.
Pemeriksaan otoskopis:
* Meatus eksternus bersih dr sekret, membran timpani tdk hiperemis, ada lubang perforasipd pars tensa.
Web Of Caution
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotika
Bila keluar cairan : otik antibiotika
Miringotomi(Timpanotomi): dibuat insisi mell membran timpani u/ mengurangi tekanan dan mengalirkan cairan serosa / purulen dr telinga tengah
Otitis media Serosa
Adalah keradangan non bakterial mukosa kavum tympani yang ditandai dengan terkumpulnya cairan serous / mukus
Etiologi :
Gangguan fungsi Tuba Eustachii akibat:
Radang kronis : hidung, nasopharing, pharing
Pembesaran adenoid, tonsi
Tumor Nasopharing / celah langit-langit
Lanjutan..
Cairan ini akibat tekanan negatif dlm telinga tengah yg disebabkan oleh obstruksi tuba eustachii
Biasa ditemukan pada anak-anak: krn pada anak/bayi tuba eustachii relatif lebih besar, lurus, pendek, dan posisi lebih horizontal, maka susu dpt masuk kedlm cavum timpani, bila bayi menyusu posisi berbaring, atau pd bayi yg sedang muntah
Lanjutan..
Pada orang dewasa efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah menjalani radioterapi dan barotrauma (penyelam) dan pda pasien d disfungsi tuba eustachii akibat infeksi atau alergi saluran nafas atas
Barotrauma terjadi bila terjadi perubahan tekanan mendadak dlm telinga tengah akibat perubahan tekan barometrik, seperti pd penyelam, saat pesawat udara turun
Manifestasi klinik
Kehilangan pendengaran
Rasa penuh dlm telinga
Suara letup atau berderik
Membran timpani tampak kusam pd pemeriksaan otoskopi, reflek cahaya tida ada
Terlihat gelembung udara dlm telnga tengah
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Tidak perlu ditangani secara medis kecuali bila terjadi infeksi, simtomatis
Bila kehilangan pendengaran yg berhubungan dengan efusi telinga tengah maka bisa dilakukan miringotomi
Kortikosteroid dosis rendah dpt mengurangi tuba odema eustachii pada kasus barotrauma.
Antibiotika
Otitis media kronika
OMP kronika adl keradangan atau infeksi kronik yg mengenai mukosa dan struktur tulang didalam kavum tympani
Etiologi :
OMP akut atauOMP serosa
Kuman : Pseudomonas, Stafilokokus, Proteus, E. Coli
Faktor yg mempengaruhi tjd OMP Kronik
Rinogen : Infeksi saluran nafas bagian atas yg berulang yg menjalar melalui tuba eutachii
Eksogen : Kebersihan MAE yg buruk, kuman masuk mell lubang perforasi ke dlm kavum tympani. Mis. Mandi disungai, korek telinga
Endogen : Keadaan umum yg buruk. Mis malnutrisi, Kp, alergi
Gabaran patologi
Perubahan pd membran tympani
Perforasi sentral, perforsi pd pars tensa berbentuk sentrak bulat, atau total
Perforasi marginaltjd mada margo timpani
Perforasi atik ,perforasi pd pars flaksida
Lanjutan..
2. Perubahan pd mukosa
Hipertropi : mukosa kavum tympani hanya mengalami pembesaran
Degenerasi: Mukosa kavum tympani mengalami degenerasi dan berubah mjd jar granulasi atau polip
Metaplasi : mukosa tympanum mengalami perubahan
3. Perubahan pd tulang:struktur tulang dalam kavum tympani mengalami destruksi dan nekrosis
Patofisiologi
Lanjutan..
Pemeriksaan
Anamnesis
Keluhan utama dapat berupa :
Gangguan pendengaran/pekak.
Bila ada keluhan gangguan pendengaran, perlu ditanyakan :
Apakah keluhan tsb. pada satu telinga atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah secara bertahap dan sudah berapa lamanya.
Apakah ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik atau pemekaian obat ototoksik sebelumnya.
Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis, influensa berat dan meningitis.
Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi , atau pada
tempat yang bising atau pada tenpat yang tenang.
Suara berdenging/berdengung (tinitus)
Keluhan telinga berbunyi dapat berupa suara berdengung atau berdenging yang dirasakan di kepala atau di telinga, pada satu sisi atau kedua telinga.
Apakah tinitus ini menyertai gangguan pendengaran.
Rasa pusing yang berputar (vertigo).
Dapat sebagai keluhan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh.
Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan timbul lagi bila bangun dnegan gerakan cepat.
Apakah keluhan vertigo ini disertai mual, muntah, rasa penuh di telinga dan telinga berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin atau disertai keluhan neurologis seperti disentri, gangguan penglihatan yang mungkin letak kelainannya di sentral. Kadang-kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan pergerakan otot-oto leher. Penyakit DM, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker, sifilis, dapat menimbulkan keluhan vertigo dan tinitus.
Rasa nyeri di dalam telinga (Otalgia)
Apakah pada telinga kiri/kanan dan sudah berapa lama.
Nyeri alihan ke telinga dapat berasal dari rasa nyeri gigi, sendi mulut, tonsil, atau tulang servikal karena telinga di sarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut
Keluar cairan dari telinga (otore)
Apakah sekret keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa sakit atau tidak dan sudah berapa lama.
Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari teklinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan yang keluar seperti air jernih harus waspada adanya cairan liquor serebrospinal.
Terapi OMSK
adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe maligna maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.
Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.
Lanjutan..
Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi (sederhana atau radikal
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Fokus
Riwayat kesehatan meliputi penggambaran lengkap msl telinga : infeksi, otalgia, otorea, kehilangan pendengaran
Penyebab masalah, penanganan sebelumnya, obat yg sdh diminum
Pemeriksaan fisik : eritema, odema, otorea, lesi dan bau cairan yg keluar
Lanjutan pengkajian
Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media
Pengkajian dari saluran luar dan gedang telinga (membran timpani). Gendang telinga sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk melihat proses penyakit pada telinga tengah
Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
Dx. 1
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
1.Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
2.Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
Intervensi
Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :Tulisan,Berbicara,Bahasa isyarat.
Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
1. Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbicara dengan keras).
2. Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu.
3. Dekati klien dari sisi telinga yang baik.
Lanutan intervensi
Jika klien dapat membaca ucapan :
1. Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas.
2. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibi anda.
Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.
Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis.
Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.
Lanjutan..
Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaan penerjemah.
Lanjutan..
Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.
Bicara dengan jelas, menghadap individu.
Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.
Dx. 2
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria hasil.
Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran samapi pada tingkat fungsional
Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).
Diagnosa Keperawatan Post Operasi
Ansietas b/d prosedur pembedahan
Nyeri akut b/d pembedahan mastoid
Resiko terhadap infeksi b/d mastoidektomi, trauma bedah thd jaringan
Perubahan persepsi sensori auditoris b/d pembedahan telinga
Intervensi Keperawatan
Meredakan ansietas:
Meredakan nyeri
Memperbaiki komunikasi
Mencegah cidera
Mencegah gangguan Persepsi sensori
Meredakan ansietas
Memberikan informasi lokasi insisi, hasil pembedahan yg diharapkan (pendengaran, keseimbangan, gerakan fasial)
Dorong pasien untuk mendiskusikan setiap ansietas dan keprihatinan mengenai pembedahan
Peredaan Nyeri
Pasien diajarkan cara penggunaan tehnik mengatasi nyeri
Pasang tampon kanalis auditorius untum menstabilkan membran tympani
Kolaborasi pemberian analgetik
Memperbaiki komunikasi
Kurangi kegaduhan lingkungan
Pandang pasien ketika berbicara
Berbicara dengan tegas dan jelas tanpa berteriak
Memberikan pencsahayaan yg memadai bila pasien membasa gerak bibir
Gunakan tanda non verbal saat berbicara(ekspresi wajah, menunjuk,sikap tubuh)
Mencegah cidera
Upayakan keamanan : ambulasi terbimbing
Pantau mengenai efek obat antiemetik dan anti vertigo
Mencegah gangguan persepsi sensori
Instruksikan pasien untuk segera melaporkan bila ada tanda kelemahan nervus fasialis seperti mulut monyong atau wajah kearah sisi yg dioperasi
Ganggua saraf korda tympani : gangguan pengecapan, mulut kering pd sisi yg diopersi selama beberapa bulan.
Evaluasi
Ansietas thd pembedahan berkurang
Mengungkapkan dan memperlihatkan pengurangan stres, ketegangan dan peka rangsang
Memberitahu pada perawat bahwa ia dpt menerima hasil pembedahan dan menyesuaikan kemungkinan gangguan pendengaran
2. Bebas dari rasa tak nyaman atau nyeri
Tdk memperlihatkan tanda mengernyitkan waja, mengeluh atau menangis
Meminum analgetik bila diperlukan
Lanjutan..
3. Pendengaran stabil atau membaik
4. Menunjukkan tidak adanya cidera atau trauma akibat vertigo
5. Tidak mengalami, atau telah menyesuaikan terhadap perubahan persepsi snsori