Senin, 19 April 2010

Asuhan Keperawatan klien dengan Urethritis



URETHRITIS



Urethritis ialah inflamasi pada urethra atau saluran kencing disebabkan karena infeksi. Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks (PMS),urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan nongonococal urethritis

Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang terjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerang saluran kemih seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. Dan dapat dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

Secara mikrobiologis dapat dikatakan terjadinya urethritis jika ditemukan pertumbuhan mikroorganisme yang berlebihan di dalam sample urine dan disuria. Inflamasi urethra dapat menyerang pasien dari berbagai usia dari mulai bayi yang baru lahir hingga orang tua. Tetapi pada umumnya yang lebih sering terkena urethritis adalah wanita, hal ini terjadi karena urethra wanita lebih pendek dari urethra pria, tetapi pada masa neonatus penyakit ini lebih sering terjadi pada bayi laki-laki. Penegakan diagnosis etiology dapat dilakukan dengan adanya petunjuk data dari epidemiologi,manifestasi klinik, pemeriksaan fisik maupun penunjang serta berbagai petunjuk yang membantu diagnosis penyakit ini.

Pada daerah saluran kemih telah didiami oleh spesies-spesies normal dan dapat hilang pada saat pengenceran dan pembilasan pada saat buang air kecil serta dapat hilang dengan adanya antibody kandung kemih. Tetapi keadaan ini kadang tidak terjadi dan menyebabkan peradangan pada urethra yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut.

ETIOLOGY





Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi karena perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi. Ada juga organisme lain seperti ureaplasma urealyticum, mycoplasma hominis, tricomonal vaginalis, neisseria meningitides, dan androvirus yang juga merupakan organisme penyebab peradangan urethra. Tidak hanya pada perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan remaja bias terjangkit oleh kuman-kuman ini.

Urethritis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan kuman yang menginfeksinya, gonokokal urethritis dan nongonokokal urethritis.

Gonokokal uretritis disebabkan karena terinfeksi neisseria gonorrhoeae, sedangkan nongonokokal urethritis disebabkan oleh chlamidia trichomatis,ureaplasma urealithicum, mycoplasma genitalis, trichomonasvaginalis.

Urethritis dapat digabungkan dalam sindrom-sindrom infeksi seperti epididimis, orchitis, prostatis, proctitis, sindrom reiter, iritis, pneumonia, otitis medis, dan lain-lain.

Ada juga penginfeksi yang menyebabkan terjadinya uretritis tapi jarang, seperti herpes genitalis, sipilis, mycobakteria, typical bakteri, viral streptokokus, anaerobes, meningokokus.

Secara fisiologi urethitis ini dapat mengganggu aktivitas yang seharusnya terjadi di saluran kemih, banyak dari kuman penyebab urethritis yang ada karena pemasangan kateter pada laki-laki yang sudah usia lanjut.



PATOGENESIS dan SUMBER INFEKSI

Urethra harus dilihat sebagai salah satu unit dari saluran kemih yang berfungsi pada proses ekskresi, dan urethra merupakan tempat pertama yang dicapai oleh bakteri sebelum mencapai unit saluran kemih yang lain. Oleh karena urethra yang paling mudah dicapai bakteri maka urethra yang paling sering terkena infeksi dan menyebabkan peradangan, urethra pada bagian distal sebenernya telah didiami oleh spesies-spesies difteroid, streptokokus, stafilokokus, tapi tidak sering dijumpai bakteri gram negatif yang biasanya menyebabkan infeksi pada saluran kemih. Sebenernya dalam keadaan normal bakteri-bakteri ini dapat hilang dengan adanya antibody dan akibat adanya pengenceran dan pembilasan dari buang air kecil. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi patogenesis penyakit urethritis diantaranya:

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan factor yang cukup mempengaruhi patogenesis dari urethritis, wanita cenderung terkena urethritis karena urethranya lebih pendek dari laki-laki dan uretranya cenderung didiami oleh basil gram negative.

2. Faktor genetik

Banyak bukti yang mendukung bahwa faktor genetik mempengaruhi kerentanan terhadap bakteri-bakteri penyebab urethritis, golongan darah yang diturunkan dari factor keturunan itu juga mempengaruhi tingkat kerentanan tubuh.

3. Faktor aktivitas seksual

Faktor aktivitas seksual ini merupakan factor yang paling dominan dari factor yang mempengaruhi terjadinya urethritis, wanita yang memiliki uretra lebih pendek dari laki-laki akibat dari perilaku seks bebas dapat menyebabkan terinfeksinya uretra, dan pada laki-laki yang perilaku seksualnya tidak normal seperti homoseksual bisa berjangkit penyakit-penyakit pada saluran kemih seperti urethritis, aktivitas seksual ini juga dapat mengakibatkan banyak penyakit-penyakit yang disebabkan karena aktivitas seksual yang terlalu bebas dan tidak steril.

PENYEBAB

*Gonokokal Urethritis

* GU 80% dari kasus disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae, yaitu sebuah gram negative intraseluler diplokokus.

* Pasien dengan GU memiliki perbandingan masa inkubasi lebih lama dari pada NGU, dan permulaan diuria dan discharge nanah dapat terjadi tiba-tiba.

*Nongonokokal Urethritis

* Pasien dengan NGU 50% dari kasus memiliki perbandingan masa inkubasi yang lebih lama dari pada GU.

*NGU disebabkan oleh c. trachomatis 15-55% kasus, u.urealyticum 40-60% kasus, m. hominis 5-10% kasus dan T. vaginalis <5% kasus dan masih ada bakteri yang tidak dapat diidentifikasi.

* NGU yang disebabkan karena pemasangan kateter, terjadi 2-20% dari kasus, dan 10 kali lebih sering terjadi pada pemasangan kateter latek dari pada kateter silikon.

FREKUENSI

Dalam beberapa waktu yang lalu gonokokal uretritis telah sangat menurun di Negara-negara industri, di Amerika uretritis terjadi pada 4 juta orang amerika setiap tahunnya, insidens gonokokal uretritis diperkirakan lebih dari 700 ribu kasus baru setiap tahun. Sedangkan insidens dari non gonokokal uretritis diperkirakan 3 juta kasus setiap tahunnya, insidens dari gonokokal uretritis menurun sejak tahun 2000, dan kasus nongonokokal uretritis meningkat ini menunjukkan bahwa usaha pengendalian nongonokokal uretritis relative tidak efektif. Insidens NGU lebih tinggi pada bulan bulan musim panas dibandingkan bulan-bulan lainnya setiap tahun.

Di dunia diperkirakan 62 juta kasus baru dari GU dan 89 juta kasus baru dari NGU dilaporkan setiap tahun.

RAS

Tidak ada ras didunia yang istimewa shingga tidak dapat terjangkit urethritis, bagaimanapun orang-orang dengan kelas social ekonominya rendah tidak wajar dan lebih sering dari pada orang-orang yang memiliki kelas social ekonomi yang lebih tinggi.

JENIS KELAMIN

Uretritis sama-sama terjadi pada wanita dan pria, biarpun data yang disajikan lebih cenderung terserang pada wanita, lebih dari 75% dari wanita terjangkit penyakit lain seperti sistitis, vagisitis, atau cervisis. Urethritis juga biasa tejadi pada laki-laki homoseksual, laki-laki heteroseksual,wanita hetero seksual, dan wanita homoseksual.

USIA

Uretritis dapat terjadi pada berbagai usia aktif, baik dari bayi sampai orang tua, tetapi insidens paling tinggi terjadi pada umur 20 – 24 tahun. Karena pada masa ini sering terjadinya hubungan seksual bebas dan tidak sehat.

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala klinis tidak dapat dipercayai dalam mendiagnritisosa terjadinya urethritis masih harus diadakan pemeriksaan-pemeriksaan fisik dan penunjang yang dapat memperkuat diagnosa. Kira-kira 30% perempuan dengan disuria akut, frekuensi, dan piuria memberikan hasil kultur urin porsi tengah yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri atau pertumbuhan yang tidak bermakna.

Secara klinis, perempuan ini tidak dapat dibedakan dari perempuan yang menderita sistitis. Dan pada kelompok perempuan ini harus dibedakan antara yang terinfeksi kuman pathogen yang ditularkan secara seksual seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae, atau virus herpes simpleks, dan mereka dengan dengan jumlah E. coli rendah atau dengan infeksi stafilokokus pada uretra, wanita dengan penyakit yang bertahap tanpa hematuria, tanpa nyeri suprapubik, dan riwayat gejala penyakit lebih dari 7 hari harus dicurigai menderita infeksi gonokokus.

Riwayat tambahan adanya penggatian mitra seksual yang baru, terutama sekali apabila mitra tersebut baru saja mengalami urethritis akibat clamidial atau gonokokus, harus meningkatkan kecurigaan terhadap penyakit yang dapat ditularkan secara seksual, seperti jika ditemukan servisitis mukopurulen. Hematuria yang jelas, nyeri suprapubik, awikan penyakit mendadak, lama penyakit lebih dari 3 hari dan adanya riwayat infeksi saluran kemih mendukung adanya infeksi adanya riwayat infeksi oleh E. coli atau stafilokokus.

Uretritis yang didapat secara seksual pada perempuan sering kali bermanifestasi sebagai sindroma uretra akut yang ditandai dengan disuria.

SEJARAH SEKSUAL: beberapa aktifitas seksual dapat meningkat dan menurunkan kemungkinan terjangkitnya uretritis dan penyakit menular seks, misalnya pada:

  • Penggunaan alat kontrasepsi


  • Pergaulan terlalu muda, berkaitan dengan perilaku seksual


  • Banyaknya pasangan yang berganti-ganti


  • hubungan seksual yan disukai, berkaitan dengan perilaku suka dengan sejenis


  • Penyakit menular seks yang terdahulu




GEJALA: Banyak pasien termasuk 25% dari pengidap NGU tidak menunjukkan gejala dan menunjukkan pemeriksaan pada pasangannya, dan 75% dari wanita yang terinfeksi Chlamydia trachomatis tidak menunjukkan gejala yang berarti.

  • Timing :biasanya terjadi pada 4 hari sampai 2 minggu setelah terinfeksi oleh kuman


  • Urethral discharge : pengeluaran cairan dengan warna kuning, hijau, cokelat atau pengeluaran yang berhubungan dengan aktivitas seksual.


  • Disuria : biasanya terjadi parus diada penis bagian distal


  • Itching atau gatal-gatal yang terjadi di sekitar urethra


  • Nyeri pada saat terjadi urethritis




GEJALA SYSTEMIC

Gejala ini meliputi demam, menggigil, berkeringat, pusing kepala, dan berbagai

rasa nyeri pada bagian urethra.

DIAGNOSIS

Gambaran klinis pada uretritis sangat bervariasi dari mulai yang menunjukkan gejala yang sangat berat sampai yang tidak menunjukkan gejala sama sekali oleh karena itu harus diadakannya pemeriksaan- pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosa. Seperti pemeriksaan-pemeriksaan Lab, pemeriksaan urin, dan pemeriksaan lain.

PEMERIKSAAN

STUDI LAB:
  • Uretritis dapat didiagnosa dengan bantuan pemeriksaan pada studi lab:


* Pemeriksaan adanya pengeluaran nanah yang berlebiha,

* Melihat dengan mikroskop meningkat atau tidaknya jumlah sel darah putih
  • Pengujian adanya N. gonorrhoeae dan C.trachomatis


  • Bentuk gram


  • Pemeriksaan urine


  • Percobaan amplifikasi pada asam nukleat


STUDI IMAGE
PROSEDUR
  • Kateterisasi


  • Chystoscopy




TERAPI

Pada infeksi saluran kemih yang tidak memberikan gejala klinis seperti urethritis tidak perlu pemberian terapi, tetapi jika uretritis yang telah menunjukkan gejala klinis harus segera mendapatkan antibiotic.

Perawatan medik : Gejala spontan pencairan yang berlebihan pada penderita urethritis, tidak perduli dengan terapi, antibiotic berguna untuk : mencegah keparahan dan mengurangi penularan ke orang lain.

Terapi antibiotik untuk GU dan NGU, jika terapi pada penderita NGU tidak diberikan pada maka akan meningkatkan 50% penderita GU.

Pemilihan antibiotic untuk terapi GU dan NGU perlu mempertimbangkan:

• Biaya

• Efek yang ditimbulkan

• Kefektifan

• Dan komplikasi yang ditimbulkan

PENGOBATAN

Pemberian obat pada urethritis merupakn salah satu pengobatan yang dilakukan untuk mencegah penularan terhadap orang lain dan menghambat bakteri-bakteri yan g akan menginfeksi uretra. Pemberian antibiotik pada pasien dengan bentuk gram atau hasil kultur dan untuk semua pasangan-pasangan seksual dari pasien, tidak memperdulikan gejala. Terapi pada pasien yang terinfeksi bakteri gram negative dan sebuah latar belakang yang cocok dengan urethritis yang tidak mungkin mengembalikan sampai sembuh atau mungkin untuk melanjutkan penularan infeksi. Kelompok selanjutnya bisa lebih baik penanganannya dengan single dosis.

Antimikrobial untuk mengatasi urethritis sebagai berikut :
  • Parenteral ceftriaxone


  • Oral azithromycin


  • Oral ciprofloxacin


  • Oral cefixme


  • Oral doxixycline


  • Oral parenteral spectinomycin


  • Oral ofloxacin


  • Oral cefixima


  • Oral ciprofloxacin


Antibiotik seperti penicilin, amoxilin, dan ampicilin tidak dapay digunakan karena tidak memiliki daya tahan yang menjadi standar.

FOLLOW-UP

PERAWATAN LEBIH LANJUT
  • Memperoleh follow-up jika penyakit tersebut terulang kembali.


  • Memberikan semangat atau tekanan moril pada pasien.


  • Mengadakan pemeriksaan ulang jika dikhawatirkan akan terjadi infeksi kembali.




!!!!!PENCEGAHAN TERJADINYA PERULANGAN PENYAKIT
  • Mengajarkan pada pasien tentang mencegahnya terulangnya kembali, dan memberitahukan pada pasien apa yang harus dilakukan.


  • Mengajarkan pada pasien tentang bahayanya penyakit menular seks beserta akibatnya sehingga dapat lebih menjaga perilaku seksual


  • Bandingkan antara pesien urethritis yang tidak mengalami gejala dan yang mengalami gejala, kemudian segera bedakan dengan pemberian terapi.


  • Segera diagnosis penyakit jika sudah mulai ada gejala yang berarti, jangan sampai terlambat pada mantan pasien.


  • evaluasi dan periksa pasangan dari orang yang pernah terinfeksi.




KOMPLIKASI
Jika terjadi komplikasi maka akan terjadi hal-hal berikut:
  • Striktur urethra


  • Stenosis


  • Formasi abses


  • Dan yang jarang dapat menyebabkan epididimis, prostatis




PROGNOSIS
Semua pasien tanpa urethritis yang kompleks secara spontan harus dikembalikan ke keadaan sebelumnya dengan atau tanpa terapi. Pada penderita urethritis biasanya pengobatan yang diberikan hasil hilangnya gejala lengkap dan tidak terulang kembali.
PENCEGAHAN
Pencegahan dari urethritis ini dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan pada pasien tentang pergaulan dan perilaku seks yang sehat diantaranya:
  • Mengajarkan pada pasien factor-faktor resiko yang dapat terjadi dari sindroma pms


  • Menjaga pergaulan, dengan orang-orang yang berhubungan dengan multiple seks


  • Menghindari pergaulan bebas


  • Menghindari penyalahgunaan obat


  • Menghindari freeseks


  • Menggunakan kondom pada semua pasangan dan pada semua waktu melakukan hubungan seksual


  • Masyarakat dianjurkan untuk mempelajari masalah-masalah penyakit yang berkaitan dengan saluran kemih, dan kesehatan tubuh.


  • Menjaga kebersihan alat kelamin.


DAFTAR PUSTAKA

(http://emedicine.com/EMERG/topic2342.htm)

(Masjoer,arief dkk,.capita selekta kedokteran adisi ke-3 (1999) hal 523,Jakarta)

(Purnomo,Basuki B,Dasar-dasar urologi, edisike-2 (2003) hal 35-39, Malang)

(Harrison textbook,vol.2,”Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam” hal 616-620,(1995)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar