Senin, 19 April 2010

Asuhan Keperawatan CYSTOMA OVARI

1.1 Pengertian
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan.

1.2 Klasifikasi
1.2.1 Benigna
A . Kistik
1. Non Neolastik
Folikel
Lutein
Stein Levental
Endometrial
Peradangan tuba ovarial
Inclusion Germinal
2. Neoplastik
Cystadenoma Mucinosium
Cystadenoma Serosum
Oermoid



B . Solid
Fibroma
Lymphangioma
Mesothelioma
Osteochondroma
Brenner
1.2.2 Maligna
Kistik
Solid
1.2.3 Tumor Maligna yang lain ( jarang )
Teratoma
Chorionephithelioma
Sarkoma
Lymphoma
Melanoma
1.2.4 Tumor dengan potensi endokrin ( Malignitas Rendah )
Dysontogenik
Tumor sisa adrenat, biasanya mengadakan virilisasi
Adenoma sel hilus, pengaruhnya virilisasi
Pembagian Kista Ovarium berdasarkan lokaslisasi
Kista Bebas ( Pedunculata ) :
Gerakan Bebas
Batas jelas

Kista Intraligamentair
Letaknya diantara dua ligamentum latum
Gerakan terbatas
Tampak pembuluh pembuluh darah yang bersilangan antara satu sama lain
Kista Psedu Intraligamentair
Letaknya diluar Ligamen latum
Gerakan terbatas, karena perlekatan
Gambaran pembuluh darah biasa

1.3 Etiologi
1.3.1 Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang tidak mempunyai riwayat tumor
1.3.2 Mengenai terjadinya Kista ada dua teori
Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer.
Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.

1.4 Gejala
Gejala yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi konstipasi, sering kencing, terasa penuh diperut dan terasa berat nyeri pada saat defekasi dan dispareunia ( nyeri waktu koitus ). Nyeri akut biasanya terjadi pada saat menstruasi, perutnya membesar dan pakaiannya tidak muat / cukup. Umumnya mereka hamil, gejala akhir meliputi distensi abdominal dengan dyspnea, edoma perifer dan anorexia. Nyeri pelvis muncul sebagai gejala lanjut, jika tumor ovari tumbuh secara cepat dan jika tumor memproduksi hormon akan mempengaruhi menstruasi menjadi irreguler dan efek maskulin atau feminin

1.5 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel
permukaan Ovarium
invaginasi yang sederhana dari epitel Germinal
sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan
kista yang luas
Terjadi pembentukan papil – papil
Kearah dalam
Tumor Kistik

1.6 Komplikasi
1.6.1 Torsi
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yaitu penting adalah faktor faktor dari tumor sendiri, gerakan yang sekonyang – konyang dan gerakan peristaltik dari usus.
1.6.2 Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma. Pada kedua – duanya disertai gejala sakit, eneg dan muntah – muntah.
1.6.3 Superasi dari kista
Kista Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena isinya yang merangsang atau mungkin pula berat tumornya yang dapat mengganggu peredaran darah, gejala – gejalanya seperti pada peradangan biasanya, yaitu : sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis, kalau dibiarkan bisa terjadi peritonitis.
1.6.4 Perubahan Keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan lebih kecil dibandingkan dengan jenis serosum. Biasanya bila terjadi keganasan, berupa Ca. Epidermoid, kadang – kadang berbentuk sarcoma.

1.7 Pemeriksaan Diagnostic

1.7.1 Laparoscopi
Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor tersebut.

1.7.2 Ultrasonografi
Untuk menentukan letak tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium atau dari blader, apakah , tumor kistik atau soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
1.7.3 Parasentesis
Fungsi pada ascites berguna untuk menentukan sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk

1.8 Penatalaksanaan
1.8.1 Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
1.8.2 Pada wanita yang lebih tua ( lebih dari 40 tahun ) jalan yang baik adalah hysterectomy totalis dan salping – oophorectomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda keganasan


BAB 2
ASKEP TEORI

2.1 Ketakutan / ansietas : peningkatan ketegangan, ketakutan, penurunan kepercayaan diri.
2.1.1 Kiteria hasil / tujuan :
Pasien dapat melakukan penurunan rasa takut atau cemas yang berkurang ketingkat yang dapat diatai.
2.1.2 Interfensi Keperawatan :
1) Identifikasi dan rasa cemas dan takut yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.
R :Rasa takut yang berlebihan atau yerus menerus akan mengakibatkan stress yang berlebihan, resiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat – zat anestesi.
2) Validasi dari rasa takut, sediakan informasi yang akurat dan actual.
R : Mengidensifikasi rasa takut yang spesifik akan membantu pasien untuk menghadapinya secara realitas, misalnya kesalahan identifikasi / operai yang salah, kesalahan anggota tubuh yang dioperai, penggambaran yang salah.
3) Informasikan pasien / orang terdekat tentang perang advokat perawat intraoprasional.
R : Kembangkan rasa percaya / hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan control pada lingkungan asing.
4) Berikan petunjuk / penjelasan yang sederhana pada pasien yang tenang.Tinjau lingkungan sesuai kebutuhan.
R : Ketidak seimbangan dari proses pemikiran akan membuat pasien menemui kesulitan untuk memahami petunjuk – petunjuk yang panjang dan berbelit – belit.
5) Kontrol stimuli ekstrenal
R : Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas.
6) Diskusikan penundaan atau penangguhan pembedahan dengan dokter, anestesiologi, pasien dan keluarga sesuai kebutuhan.
R :Mungkin diperlukan rasa takut yang berlebihan tidak berkurang atau tidak teratasi.

2.2 Kurang pengetahuan : mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
2.2.1 Kriteria Hasil / Tujuan :
Mengutarakan pemahaman proses penyakit / proses preoperasi dan harapan paskal operasi.
2.2.2 Interfensi keperawatan
1) Kaji tingkat pemahaman pasien.
R : Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran paskal operasi.
2) Tinjau ulang patologi khusus dan antipati prosedur pembendahan.
R: Sediakan pengetahuan berdasarkan hal dimana pasien dapat membuat pilihan terapi berdasarkan informasi dan setuju untuk mengikuti prosedur, dan adanya kesempatan untuk menjelaskan kesalahan konsep.
3) Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, napas dalam dan latihan otot.
R : Meningkatkan pengajaran dan aktifitas paskal operasi.
4) Informasikan pasien / orang terdekat mengenahi rencana perjalanan, komonikasi dokter / orang terdekat.
R : Informasi logistic mengenahi jadwal dan kamar operasi dan juga dimana dan kapan ahli bedah akan berkomonikasi dengan orang terdekat untuk mengurangi stress dan menjelaskan kesalahan konsep, mencegah kebingungan dan keraguan akan kesehatan pasien.

2.3 Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia, penurunan masukan sekunder terhadap pembedahan, terapi radiasi ,penurunan pemasukan oral, mual muntah dan ketidak nyamanan mulut.
2.3.1 Tujuan
Asupan nutrisi terpenuhi secara adekuat
2.3.2 Kriteria Hasil
- Berat badan stabil
- Nafsu makan meningkat
- Porsi makanan yang dihidangkan dihabiskan

2.3.3 Intervensi
1) Pantau masukan makanan setiap hari
R : Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi
2) Motivasi pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
R : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan serta cairan ( menghilangkan produksi sisa )
3) Hidangkan makanan yang sesuai selera pasien
R : Untuk menambah nafsu makan pasien
4) Hindari makanan dengan bumbu merangsang dan berlemak
R : Dapat menstimulus respon mual muntah
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik
R : Obat antiemetik menurunkan reaksi mual muntah

2.4 Ancietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian, ancaman atau perubahan pada status kesehatan / sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, kuranganya informasi mengenai penyakitnya dan prosedur pemeriksaan
2.4.1 Tujuan
Pasien mampu menunjukkan hilangnya / berkurangnya kecemasan
2.4.2 Kriteria hasil
- Pasien mengatakan rasa cemas hilang atau berkurang
- Ekspesi wajah tenang
- Tanda – tanda vital dalam batas normal
2.4.3 Intervensi
1) Motivasi pasien pasien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
R : Pengungkapan perasaan akan mengurangi cemasnya
2) Beri penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan cara mengatasinya
R : Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi kecemasan akibat kurang informasi
3) Ciptakan suasana lingklungan yang aman, nyaman dan tenang
R : Lingkungan yang nyaman mengurangi kecemasan
4) Anjurkan keluarga untuk terus mendampingi dan memberi motivasi pada pasien
R : Peran keluarga sangat mendukung secara psikologis untuk mengurangi kecemasan
5) Ciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
R : Hubungan terapeutik membantu pasien mengungkapkan perasaan cemasnya



BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 BIODATA :
Nama pasien : Ny Wasilah No. Reg 319688
Umur : 20 th
Status : Janda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Guru MTS
Alamat : Ds. Wonosari RT. 2 RW. 3 Gondang Wetan Pasuruan
Diagnosa Medis : Cystoma Ovari
Tanggal MRS : 10 – 9 – 2003
Tanggal Pengkajian : 24 – 9 – 2003
Golaongan Darah : O
Suami
Nama : Tn. Suadi
Umur : 30 th
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

3.2 KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Perut terasa kembung sejak 26 hari yang lalu.
Saat Pengkajian : Nyeri abdomen skala 5, sesak, perut terasa kembung.

3.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perut kembung sejak 26 hari yang lalu berobat kedokter tidak ada perubahan, lalu dibawa ke RS. Pasuruan dan MRS 1 minggu, lalu dirujuk ke RSSA Malang didiagnosa cystoma ovari, tanggal 10 – 9 – 2003, MRS diruang 9 gynecology.

3.4 RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
Pasien tidak pernah mempunyai penyakit sampai menyebabkan harus dirawat dirumah sakit.

3.5 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dari anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular, penyakit kronis atau akut maupun menurun seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung atau TBC



3.6 DATA PSIKO SOSIAL
Orang yang paling dekat dengan pasien adalah Bapak dan Ibu pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, lingkungannya, teman, sesama pasien di RS dan perawat.

3.7 POLA SEHARI – HARI

Dirumah Dirumah sakit
Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk, 3 x / hari ( oral )
Minum : ½ gelas air putuh / susu, 5 x / hari ( diminum )
Istirahat tidur : Pasien tidur 4 – 5 jam
Aktifitas : Pasien mengajar di MTS ± 6 jam
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, keramas 3 x / minggu
Eliminasi : BAB : 1 x / hari
BAK : 6 x / hari
Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk buah, 3 x / hari ( oral ), porsi rumah sakit
Minum : 100 CC air putuh + susu, 5 x / hari ( diminum )
Istirahat Tidur : Pasien tidur 3 – 4 jam, sering terbangun karena sesak, tidur siang ± 1 jam.
Aktifitas : Pasien hanya tiduran, jalan – jalan sebentar, kadang – kadang kekamar kecil untuk personal hygieme dan kancing.
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari diseka keluarga, gosok gigi 2 x / hari
Eliminasi : BAB : 3hari 1 x
BAK : 4 x / hari


3.8 KEADAAN / PENAMPILAN / KESAN UMUM PASIEN
KU gelisah dan cemas, pasien pucat, pasien selalu memegangi perutnya, wajah tampak grimace.
Pasien terpasang infus NS 20 tetes /mnt pada kangan kiri.

3.9 TANDA – TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 376 0 C
Denyut Nadi : 96 x / menit
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Pernafasan : 28 x / menit
BB : -
TB : 145 cm

3.10 PEMERIKSAAN FISIK

3.10.1 Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala / rambut : Bentuk kepala lonjong wajah simetris, rambut tipis agak kotor
Mata : Simetris kanan kiri, reflek pupil ( + ), konjuctiva anemis, sclera tidak icterus.
Hidung : Simetris, secret ( - ), PCH ( - )
Telinga : Simetris kanan kiri, serumen ( - )
Mulut : Bibir pucat, tidak ada luka dan sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid

3.10.2 Pemeriksaan payudarah dan ketiak
Inspeksi : Puting tampak menonjol, tidak ada peradangan
Papasil : Tidak ada penonjolan pada daerah axilla dan mammae



3.10.3 Pemeriksaan Dada / Thorak
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada luka
Auskultasi : Ada suara tambahan ( Whezing )

3.10.4 Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat membesar ( buncit )
Auskultasi : Bising usus ( + ) 15 x / menit, Djj tidak terdengar
Papalsi : Ada nyeri tekan pada abdomen bawah, masa ( + ), φ 20 x 30 cm
Perkusi : asitas ( + ), suara pekak.

3.10.5 Pemeriksaan Genetalia dan sekitarnya
Inspeksi : tidak keluar darah, tidak ada oedema dan varices

3.10.6 Pemeriksaan Punggung
Punggung tidak terdapat skoliasis, Kypose, hyperlordose

3.10.7 pemeriksaan Ekstremitas
Tidak ada oedema,varices, kelainan kongenital, reflek patella ( + )

3.10.8 Pengkajian status obstetric
• Menarche : 13 th
• Lamanya haid : 8 hari
• Sklus Haid : 30 hari
• HPHT : -
• Kelainan – kelainan haid : tidak pernah mengalami keputihan
• Menopause : -
• Riwayat persalinan terdahulu : GoPooo

3.11 DATA KELUARGA BERENCANA
Pasien belum pernah menggunakan alat konstrasepsi
3.12 INFORMASI LAIN
Terapi : Amoksilin, Ferofat ( 3 x 1)
Lab : 18 – 9 – 2003 : Leukosit : 2100 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB : 7,9 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )
PCV ; 22,8 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit :505.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
26 – 9 – 2003 : Leukosit : 22.800 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB : 7,7 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )
PCV ; 22,5 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit :504.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
29 – 9 – 2003 : GD puasa : 100 mg / dl
Ureum : 34.9 mg / dl
Kreatinin ; 1,1 mg / dl
SGOT : 27 mU / ml
SGPT : 14 mU / ml
Albumin : 1,9 g / dl

USG : 11 – 9 – 2003 : Tampak suatu masa padat dan sebagian kistik dengan bintik – bintik klasifikasi mengisi cavum pelvis, Cu antofleksi dengan endometrialline, terdorong oleh masa tumor keatas, acites ( + )

3.13 PENATALAKSANAAN

3.13.1 Beri posisi ½ duduk
3.13.2 Transfusi PRC sampai dengan HB > 10 gr /dl

















DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi ; GINEKOLOGI, Fakultas Kedokteran Unifersitas Padjajaran – Bandung : 1981.
2. Hilgers R . G : Malignan Neoplasma Of The Vagina Gynekol. Obstet . 4 : 44, 1980
3. Lynda Juall Carpenito , Dianogsa Keperawatan ( Handbook Of Nursing Dianogsis ) Penerbit EGC , 1995.
4. Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C, Geissler, Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit ECG, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar