Oleh :
Ajeng Dian Fiqih
Anggraini Tri Saputri
Arif Kurniawan
Arna Bintaria
KONSEP KEBUTUHAN OKSIGEN
Pengertian
Oksigen adlh zat atau gas yg tdk brwarna, tdk ada rasa dan mdh trbakar. Terapi oksigen slh st tndkan dlm menangani tindakan g3an oksigenasi
∙ Tujuan terapi oksigen
1. me(-)i atau mengatasi hipoksemia atau hipoksia
2. me(-)I respon kompensasi
3. meneggkan diagnosis dr prtukaran gas
∙ Indikasi
1. Keadaan hipoksemia atau hipoksia
2. Vase akut penyakit jantung dan pernapasan
3. Gagal nafas akut
4. Syok
5. Selama dan sesudah operasi
6. Anemi yang berat
7. Peningkatan. Kebutuhan oksigen atau metabolisme
Gejala Klinis
SSP
- Ketidaksadaran, Bingung / gelisah, mudah terangsang, keringat meningkat
Kardiovaskuler
- Peningkatan co2, peningkatan tensi diiikuti penurunan tekanan darah bila tdk dpt trtanggulangi
Pernapasan
- RR meningkt, Dipsnea, Cuping hdng, Penggunaan otot bantu pernapasan
Sianosis
- Hipoksia dan hipoksemia
5. Macam2 pemberian O2
a. Kanul Nasal
b. Kateter Nasal
c. Pemasangan masker
Pengkajian
Biodata : nama,umur, jenkel,agama,alamat,status perkawinan, pendidikan, tgl MRS, diagnosa medis
Keluhan utama : sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
K sesak slkah melkukan aktivitas , hwa dingin, adax bnda asing , trauma dada, K tdk dpt beraktifitas , sesak sprti trtekan benda brat t.u dsaluran pernafasn bawah drsa saat istirahat / aktivitas.
Upaya yg dlkukan adlh dbwa kedokter praktek, diberi obat oleh keluarga coz sesak tdk ber- dbwa ke RS & dberi terapi O2, terpai infus dan obat
Riwayat Penyakit Masa Lalu
Asma, dekompensasi cordis, TBC , dan sudah diberikan terapi coz jrg atau tdk kontrol penyakit kambuh lg.
Riwayat Keluarga
Ada anggota keluarga yg menderita penyakit yg sm / asma
Aspek Psikologis
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
K yg mengalami sesak nafsu mkan menurun smpai anorexia, sebah , mual, muntah akibat peningkatan asam lambung
b. Eliminasi Urin
frekuensi BAK meningkat
c. Kebersihan Diri
d. Pola Aktivitas
e. Pola istirahat tidur
Pemeriksaan Fisik
a. KU : gelisah,berkerngat bxk, nmpak sianosis,
b. Kesadaran : composmetis,sesak berat K apatis
c. TTV : RR meningkat, N meningkat, tensi meningkat, ditandai dng kontraksi jantung,
d. Pemeriksaan fisik
1. kepala dan rambut
2. mata : conjunctiva anemis
3. hidung : pernafasan cuping hdng
4. mulut : Bibir sianosis mukosa kering
5. telinga : sianosis
6. Leher : JVP meningkat
7. dada :
1. pemeriksaan pernafasan : inspeksi ( bentuk dada barel chest ) menggunakan otot bantu prnafasan , tmpk retraksi intercosta RR > 24 x /mnt, pernafasan abdominal
Palpasi : slh st paru K menglami ketinggalan grk ( sesak coz tmor) , vokal premitus meningkat (pneumoni), vokal premitus menurun (pneumo torax)
Perkusi : normal sonor , bila redup ada tumor, ateletaksis dan hipersonor bila K mengalami emphysema, pniumotorax
Askutasi : rales karena TBC dan pneumoni, ronchi pd decompensasi cordis, wezing pd sesak coz asma , edema saluran nafas dan adax bnda asing pd saluran nafas
Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tampak di ICS 5 mid klavicula sinestra
b. Palpasi : Thrill
c. Perkusi : pembesaran jantung kekiri dan kebawah
d. Auskultasi : Bising jantung sistol ( stenosis katup aorta atau insufisiensi katup mitral) , bising diastol (stenosis katup mitral atau isufisiensi katup aorta ) dan adax bunyi jantung 3 pd dikom cordis
Abdomen
a. Inspecsi
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Palpasi : nyeri tekan pengaruh patologis penyakit
Genitalia
Ekstremitas : sianosis
Pemeriksaan penunjang
a. laboratorium :
- AGD : Pco2 > 45 mmHg, pHco3 < 22 mmHg, Pco2 < 80 mmHg, saturasi oksigen < 95
- Hb < 10 gr %
- Rontgen
- Bronchus copy
- Biopsi Paru
- Pemeriksaan Sputum
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas B.D :
- Penumpukan sputum sekunder infeksi mikro organisme
- adanya benda asing
- edema dan spasme bronchus / trachea
- batuk tidak efektif sekunder penyakit saraf ( GBS, stroke )
Perencanaan
-7an : meningkatkan & mempertahankan kefektifan jln nafas
-Kriteria hasil : bunyi nafs trdengar bersih, ronchi, reles wezing tdk ada, frekuensi irama nafas normal, batuk efektif, tdk menggunakan otot bntu pernafasan
Intervensi
1. Atur posisi klien semifowler
2. Latih nafas dalam & btauk efektiv ( 5 : 1) tiap 2 jam bila kondisi K baik
3. Pertahankan Hidrasi yg adekuat .jk tdk ada kontraindikasi
4. Berikan obat mukolitik / nebulizer s.i program
5. Lakukan fisio terapi dada
6. Lakukan pengisapan atau section bl batuk tdk efektiv
7. Kaji suara nafas dan obs TTV
8. Kolaborasi dng tim medis
a. Pemberian antibiotik
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian vasodilator / aminophilin
9. Monitor & pertahankan humidifikasi yg adekuat
Ketidakefektifan Pola nafas B.D depresi sesak nafas, efek obat anestesi, penurunan O2 dlm udara inspirasi, kecemasn ditandai dng : frekuensi pernafasan abnormal, orthopnea, takipnea, bradipnea, hipo / hiper ventilasi
Perencanaan :
7an : meningkatkan dan mempertahankan pola nafas efektiv
Intervensi : u/ hiperventilasi
1. alihkan perhatian individu dr keadaan cemas
2. pertimbangkan penggunaan kantong jka brmaksud mengeluarkan udara
3.jelaskan cara mengatasi hiperventilasi mell kontrol pernafasan
4. Diskusikan penyebab
5. Obs TTV
6. berikan O2 S.I program
Intervensi : u/ hipoventilasi
1.berikan o2 dng / sesuai program
2. Obs TTV
3. Monitor dan perthankan humidifikasi yg kuat
4. ajarkan individu u/ mmprgunakan balon tiup
5. ajarkan nafas dlm & batuk efektiv
6. berikan alat bantu pernafasan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dng
Infeksi pd alveoli
Adax cairan pd rongga pleura
Odema pulmonal sekunder
Dekom cordis
Ditandai :
dipsnea saat melakukan latihan, bingung, keletihan, AGD PO2 menurun, Pco2 naik sianosis
Perencanaan
7an : meninngkatkan & memperthankan pertukaran gas yg adekuat
Kriteria hasil : sianosis tdk ada, gas drh arteri normal, dispenia tdk ada
Intervensi
1. Mengatur posisi fowler / semifowler
2. Berikan o2 s.i program pertahankan humidifier adekuat
3. tingkatkan aktivitas secara bertahap
4. kolaborasi dng tim medis ttg pemberian terapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar