Kamis, 23 Februari 2012

Askep adalah Asuhan keperawatan

Askep atau Asuhan Keperawatan adalah singkatan dari Asuhan Keperawatan, istilah ini sangat familier sekali di kalangan mahasiswa keperawatan dan perawat, karena dalam ilmu keperawatan setiap akan, sedang dan setelah melakukan tindakan keperawatan kepada klien tidak lepas dengan askep, yang menjadi pedoman dalam memberikan pelayan kepada pasien/klien, baik di rumah sakit, di keluarga/ komunitas maupun di rumah.

Askep adalah Asuhan keperawatan
Perawat.jpg (330×450)

Dibawah ini adalah DIAGNOSA NANDA (2005), yang dipakai dalam acuan membuat diagnosa keperawatan yang merupakan bagian dari asuhan keperawatan / ASKEP.

Taxonomy II : Domains, Kelas dan Diagnosis

A. Domain I : Promosi Kesehatan
Kelas 1 : Askep adalah Asuhan keperawatan Kesadaran akan Kesehatan : Rekognisi dari fungsi normal dan kesehatan
Kelas 2 : Managemen kesehatan : identifikasi, controlling, performing dan aktifitas yang terintegrasi untuk
memelihara sehat dan kesehatan

Diagnosa yang berhubungan
1. Manajemen regimen terapi efektif
2. Manajemen regimen terapi tak efektif
3. Manajemen regimen terapi keluarga tak efektif
4. Manajemen regimen terapi komuniti tak efektif
5. Perilaku mencari bantuan kesehatan
6. Pemeliharan kesehatan tak efektif
7. kerusakan pemeliharaan rumah
8. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen regimen terapi
9. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi
B. Domain 2 : Nutrisi
Aktifitas untuk mengambil, asimilasi dan menggunakan nutrient untuk keseimbangan jaringan, perbaikan jaringan dan memproduksi energi

Kelas 1 : Ingesti : mengambil makanan atau nutrient kedalam tubuh
Diagnosa yang berhubungan
1. Askep adalah Asuhan keperawatan Pola makan infant tak efektif
2. Kerusakan menelan
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
5. Risiko terhadap ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Kelas 2 : Digesti : aktifitas fisik dan kimia yang mengubah bahan makanan menjadi substansi yang memungkinkan diabsorpsi dan dicerna

Kelas 3 : Absorpsi: kegiatan mengambil nutrisi menuju jaringan tubuh

Kelas 4 : Metabolisme :

Kelas 5 : Hidrasi : pengambilan dan absorpsi cairan dan elektrolit
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang volume cairan
2. Risiko untuk kurang volume cairan
3. Kelebihan volume cairan
4. Risiko untuk ketidakseimbangan volume cairan
5. Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan cairan
C. Domain 3: Eliminasi
Sekresi dan ekskresi terhadap produk akhir dari tubuh

Kelas 1 : Fungsi Urinari
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan eliminasi urine
2. Retensi urine
3. Inkontinesia urine total
4. Inkontinensia urine fungsional
5. Inkontinensia urine stress
6. Inkontinensia urine tak tertahankan
7. Inkontinensia refleks urine
8. Risiko Inkontinensia urine tak tertahankan
9. Kesiapan meningkatkan eliminasi urine

Kelas 2 : Fungsi Gastrointestinal
Diagnosa yang berhubungan
1. Inkontinensia usus
2. Diare
3. Konstipasi
4. Risiko untuk konstipasi
5. Konstipasi dirasakan
Kelas 3: Fungsi Integumen/Kulit

Kelas 4 : Fungsi Respirasi : proses pertukaran gas dan pengeluaran produk akhir metabolisme

Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan pertukaran gas

D. Domain 4 : Aktifitas dan Istirahat
Kelas 1 : Tidur/istirahat
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan pola tidur
2. Kesulitan tidur
3. Kesiapan untuk meningkatkan tidur

Kelas 2 : Aktifitas/Kegiatan : pergerakan bagian dari tubuh (mobilitas), bekerja atau menunjukkan suatu kegiatan melawan tahanan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko untuk Sindrom disuse
2. Kerusakan mobilitas fisik
3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur
4. Kerusakan mobilitas di kursi roda
5. Kerusakan kemampuan berpindah
6. Kerusakan berjalan
7. Kurang aktifitas diversional (Hiburan)
8. Kelambatan penyembuhan pembedahan
9. Perilaku tak berubah

Kelas 3 : Keseimbangan Energi : keadaan dinamis antara pemasukan dan kebutuhan
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan bidang energi
2. Kelemahan

Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmoner
Diagnosa yang berhubungan
1. Penurunan Curah Jantung
2. Kerusakan Ventilasi Spontan
3. Pola Nafas Takefektif
4. Aktifitas intoleran
5. Rsiko terhadap aktifitas intoleran
6. Disfungsi respon penyapihan ventilator
7. Perfusi jaringan takefektif (Spesifik : renal, cerebral, kardiopulmoner, gastrointestinal, perifer)

Kelas 5 : Perawatan Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang perawatan diri : Berpakaian/berhias
2. Kurang perawatan diri : Mandi/hygiene
3. Kurang perawatan diri : Makan
4. Kurang perawatan diri : Toileting

E. Domain 5 : Persepsi/Kognisi
Kelas 1 : Perhatian
Diagnosa yang berhubungan
1. Pengabaian unilateral

Kelas 2 : Orientasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Sindrom kerusakan interpretasi lingkungan
2. Wandering

Kelas 3 : Sensasi/Persepsi
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan sensori persepsi (spesifikkan : visual, auditory, kinestetik, gustatori, taktil)

Kelas 4 : Kognisi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kurang pengetahuan (spesifikkan)
2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan (spesifikkan)
3. Kebingungan akut
4. Kebingungan kronik
5. Kerusakan memori
6. Gangguan proses fikir

Kelas 5 : Komunikasi
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Kesiapan untuk meningkatkan komunikasi

F. Domain 6 : Persepsi – Diri : kesadaran akan diri
Kelas 1 : Konsep Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan identitas diri
2. Kelemahan
3. Risiko terhadap ketidakberdayaan
4. Ketidakberdayaan
5. Risiko terhadap kesepian
6. Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri

Kelas 2 : Harga – Diri
Diagnosa yang berhubungan
1. Harga diri rendah kronik
2. Harga diri rendah situasional
3. Risiko terhadap harga diri rendah situasional

Kelas 3 : Citra Tubuh : pencitraan diri sendiri secara mental
Diagnosa yang berhubungan
1. Gangguan citra tubuh

G. Domain 7 : Hubungan Peran : hubungan positif dan negatif antara individu dan kelompok

Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Ketegangan pemberi asuhan
2. Risiko terhadap ketegangan pemberi asuhan
3. Kerusakan peran orang tua
4. Risiko Kerusakan peran sebagai orang tua
5. Kesiapan untuk meningkatkan peran sebagai orang tua

Kelas 2 : Hubungan Keluarga
Diagnosa yang berhubungan
1. Hambatan proses keluarga
2. Kesiapan meningkatkan proses keluarga
3. Disfungsi proses keluarga : alkoholisme
4. Risiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/anak

Kelas 3 : Penampilan Peran
Diagnosa yang berhubungan
1. Menyusui efektif
2. Menyusui tak efektif
3. Menyusui terganggu
4. Penampilan peran tak efektif
5. Konflik peran orang tua
6. Kerusakan interaksi sosial

H. Domain 8 : Seksualitas
Kelas 1 : Identitas Seksual

Kelas 2 : Fungsi Seksual
Diagnosa yang berhubungan
1. Disfungsi seksual
2. Pola seksualitas tak efektif

Kelas 3 : Reproduksi

I. Domain 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stress
Kelas 1 : Respon Post-trauma
Diagnosa yang berhubungan
1. Sindrom stres relokasi
2. Risiko terhadap Sindrom stres relokasi
3. Sindrom trauma perkosaan
4. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi diam
5. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi gabungan
6. Sindrom post-trauma
7. Risiko Sindrom post-trauma

Kelas 2 : Respon Koping
Diagnosa yang berhubungan
1. Ketakutan
2. Kecemasan
3. Kecemasan akan kematian
4. Berduka kronik
5. Mengingkari tak efektif
6. Berduka antisipasi
7. Disfungsi berduka
8. Kerusakan penilaian
9. Koping tak efektif
10. Ketidakmampuan koping keluarga
11. Koping keluarga kompromi
12. Koping defensif
13. Koping komunitas tak efektif
14. Kesiapan untuk meningkatkan koping (individual)
15. Kesiapan untuk meningkatkan koping keluarga
16. Kesiapan untuk meningkatkan koping komuniti
17. Risiko terhadap disfungsi berduka

Kelas 3 : Neurhobehavioural Stress : respon perilaku yang melibatkan fungsi saraf dan otak
1. Disrefleksi otonom
2. Risiko untuk Disrefleksi otonom
3. Perilaku bayi takteratur
4. Risiko untuk Perilaku bayi takteratur
5. Kesiapan untuk meningkatkan Keteraturan perilaku bayi
6. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial

J. Domain 10 : Prinsip Hidup
Kelas 1 : Nilai

Kelas 2 : Kepercayaan
Diagnosa yang berhubungan
1. Kesiapan untuk meningkatkan kesehatan spiritual

Kelas 3 : Nilai/Kepercayaan/Kesesuaian Tindakan
Diagnosa yang berhubungan
1. Distress spiritual
2. Risiko untuk distress spiritual
3. Konflik memutuskan (Spesifikkan)
4. Tidak terpenuhinya (Spesifikkan)
5. Risiko untuk kerusakan beragama
6. Kerusakan Beragama
7. Kesiapan untuk meningkatkan beragama

K. Domain 11 : Keamanan/Proteksi : terbebas dari bahaya, kecelakaan fisik atau kerusakan sistem imun.
Kelas 1 : Infeksi
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko terhadap infeksi

Kelas 2 : Cedera Fisik
Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan membran mukosa oral
2. Risiko terhadap cedera
3. Risiko terhadap cedera posisi perioperasi
4. Risiko terjatuh
5. Risiko terhadap trauma
6. Kerusakan integritas kulit
7. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit
8. Kerusakan integritas jaringan
9. Kerusakan pertumbuhan gigi
10. Risiko kekurangan nafas
11. Risiko aspirasi
12. Bersihan jalan nafas tak efektif
13. Risiko terhadap disfungsi neurovaskular perifer
14. Proteksi tak efektif
15. Risiko terhadap sindrom kematian bayi

Kelas 3 : Kekerasan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko untuk mutilasi diri
2. Mutilasi diri
3. Risiko untuk mencederai orang lain
4. Risiko untuk mencederai diri sendiri
5. Risiko bunuh diri

Kelas 4 : Bahaya Lingkungan
Diagnosa yang berhubungan
1. Risiko keracunan

Kelas 5 : Proses Defensif
Diagnosa yang berhubungan
1. Respon alergi getah
2. Risiko terhadap alergi getah

Kelas 6 : Thermoregulasi
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko terhadap ketidakseimbangan suhu tubuh
2. Termoregulasi tak efektif
3. Hipotermi
4. Hipertermi

L. Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Diagnosa yang berhubungan
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
3. Mual

Kelas 2 : Kenyamanan Lingkungan

Kelas 3 : Kenyamanan Sosial
Diagnosa yang berhubungan
1. Isolasi Sosial

M. Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan
Kelas 1 : Pertumbuhan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko terhadap pertumbuhan tidak proporsional
3. Kegagalan pertumbuhan dewasa

Kelas 2 : Perkembangan
Diagnosa yang berhubungan
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko untuk perkembangan terhambat

Informasi Tentang Diare

Askep Diare adalah penyakit di mana pasien mengalami buang air besar berulang dan masihmemiliki air kendungan berlebihan. Diare adalah penyebab paling umum kematian pada bayi, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.

Informasi Tentang Diare Sejauh ini, diare tetap merupakan penyebab utama penyakit perut dan kematian pada bayi dan anak. Saat ini morbiditasi (penyakit) diare di Indonesia masih 195 di 1000 dalampopulasi dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN.

Informasi Tentang Diare


Penyakit diare sering menjadi penyebab wabah (kejadian yang tidak biasa), serta dengan jumlah mereka yang menderita dari banyak kolera dalam waktu singkat. Informasi Tentang Diare Namun, pengobatan yang tepat, diare dan kualitas yang sesuai, dan dapat mengurangi angka kematian untuk minimum. Pada bulan Oktober 1992, saya menemukan strain baru dari Vibrio, cholerae 0139yang kemudian digantikan oleh fase regangan cholerae Vibrio pada tahun 1993, kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996 (kecuali di India dan Bangladesh masih ada). Pada 0157ketika E. coli sebagai penyebab diare berdarah dan HUS (Uremia sindrom hemolitik). Adaluka di Amerika Serikat, Jepang, Afrika Selatan dan Australia. Adapun Indonesia sendiri tidak terdeteksi strain.

Selasa, 21 Februari 2012

Askep Diare pada Anak

The floock kali ini akan membahas masalah seputar diare pada anak. Karena diare ini seringkali terjadi pada anak kecil. Namun sedikit sekali orang tua yang mengetahui tata cara dalam perawat seperti askep diare anak. Untuk itu dengan adanya artikel ini kita jadi tahu bagaimana ara memperlakukan anak yang sedang diare. Kalau kita tahu cara penanganannya maka kita tidak akan kebingungan bila diare terjadi pada anak kita sendiri.

Askep Diare pada Anak

Askep diare anak bisa kita cari dengan mudah sebagaimana kecanggihan teknologi saat ini. Coba saja ketikkan dimesin pencarian google misalnya maka banyak sekali disitu tinggal kita pilih mana yang mudah dipahami bagi kita. Bagi tenaga medis seperti perawat tentu hal mudah untuk memahami isi dari askep tersebut karena di kampus pendidikan sudah diajarkan dengan detail. Namun bagi masyarakat yang tidak mengetahui ilmunya maka akan kesulitan.

Pada dasarnya askep diare anak yang kita jumpai di berbagai media intinya sama. Namun cara penyampaiannya berbeda dari yang satu dengan yang lain. Ada yang mudah dipahami begitu kita membacanya ada pula yang susah dipahami maknanya karena kendala bahasa yang digunakan misalnya. Kalau di keperawatan bahasa medislah yang mendominasi kalau dimasyarakat umum harusnya mengubah bahasa menjadi umum juga