SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
Proses memberi dukungan secara terus menerus dalam hal :
1. Mendidik u/ tahu dan sadar secara kritis dg situasi yg ada
2. Bekerjasama mengumpulkan data & mengidentifikasi maslah
3. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah
KOMPONEN PENGORGANISASIAN KOMUNITAS :
1. Membangun keterbukaan
Dibimbing u/ mengerti situasinya sendiri, shg Komunt mengerti kekuatan dan kelemahan
2. Melatih dan mengembangkan kemandirian.
U/ memutuskan sendiri tindakan yg tepat mengatasi masalah, mll pendekatan partisipatif
3. Mobilisasi
Bersama sama libatkan lintas program & lintas sektoral
TUJUAN ;
Pengembangan dan peningkatan kualitas kehidupan, shg kesejahteraan komunitas terwujud
PRINSIP PENGORGANISASIAN :
1. Didasarkan nilai nilai di masyarakat : bebas memilih, kesejahteraan, keadilan, kemanfaatan
2. Saling percaya : kemampuan dan kekuatan u/ berubah shg dapat membangun dari dan untuk komunitas
3. Minat : keinginan u/ berubah digali dr minat masyarakat
4. Partisipasi aktif
MODEL PENGORGANISASIAN KOM
Menurut Rothman (1974) 3 model :
1. Locality development(pengembangan wilayah setempat) - peran serta masyarakat u/ mandiri
2. Sosial planing rencana para ahli & digunakan birokrasi
3. Sosial action fokus pada korban
LOCALITY DEVELOPMENT
Prinsip :
1. menggunakan potensi yg ada di komunitas
2. Melibatkan komunitas secara aktif sesuai kemampuan , u/ penyelesaian masalah
3. Perawat komunitas berperan sbg fasilitator, koordinator, edukator
4. Komunitas : berperan aktif menyelesaikan masalah , peran ini scr b.tahap menggantikan peran perawat
SOSIAL PLANING
1.Keputusan komunitas berdasarkan :
- fakta /data yg dikumpulkan
- membuat keputusan scr rasional
2. Prinsip : penyelesaian masalah, tidak proses, harus cepat u/ mencapai tujuan
3. Pendekatan langsung(perintah) u/ merubah masy dan pendekatan pd perencanaan
4. Komunitas bersifat pasif
5. Perawat kom : sbg pengumpul fakta, analisa, fasilitator dan pelaksana program
SOSIAL ACTION
1. Pendekatan dilakukan u/ mengatur masalah2 di komunitas yg bersifat ancaman : wabah, bencana
2. Penekanan pada proses
3. Fokus utama : transfer kekuatan pd tingkat kelompok
4. Komunitas berperan sbg pekerja u atasi masalah
5. Perawat komun : aktifis, negosiator
TAHAP PENGORGANISASIAN
1. Fase persiapan
2. Fase Pengorganisasian
3. Fase edukasi dan latihan
4. Fase formasi kepemimpinan
5. Fase koordinasi intersektoral
6. Fase supervisi
FASE PERSIAPAN
1. Memilih area : sosek lemah, kumuh
2. Memilih cara kontak
3. Mempelajari masy : geografis, sosbud
sumber daya, kebutuhan komun. dll
4. Integrasi dg masy dg cara :
- Memahami peran & posisi masing2
- Menyesuaikan dg gaya hidup
FASE PERSIAPAN
- Partisifasi aktif kegiatan di masy
- Tinggal di masyarakat
Tujuannya : terbina rasa percaya
FASE ORGANISASI
1. Sosialisasi tercapai saling percaya
2.; Pembentukan kelompok kerja kesehatan :
- Rapa/musyawarah desa di RT/RW
- Lurah & apartnya, ormas, toma, kader dan pukesmas
- Pemilihan kelompok inti :
. Partispasti
Pengendalian o/ masyarakat
Struktur sderhana
3. Pengakuan /pengesahan kelompok kerja kesehatan o/ Lurah penting u/ berfungsinya organisasi
FASE EDUKASI & LATIHAN
1. Pertemuan yg teratur dg kelp komun
2. Melakukan pengkajian u/ menetapkan masalah komunitas
3. Rencana tindakan dan kaji sumber
4. Edukasi dan latihan kader
5. Melakukan pelayanan
FASE FORMASI KEPEMIMPINAN
1. Memberi dukungan latihan ketrampilan
2. Mengarahkan pertemuan scr teratur, menyimpulkan hal2 yg dibahas dan eveluasi proses yg dilaksanakan
3. Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan
FASE KOORDINASI INTERSEKTORAL
1. Kerjasama intersektor dan lintas sektor
2. Menetapkan jalur kerjasama
FASE AKHIR
1. Melakukan supervisi bertahap sehingga :
- kematangan kelompok bertahap
- menetapkan tindak lanjut komunitas
SIFAT PENGORGANISASIAN
1. Fleksibel : kebutuhan disesuaikan dg sumber daya
2. Kreatif : upaya2 nya bervariasi
3. Inovatif : upaya yg dilakukan bersifat membangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar