Senin, 26 April 2010

Obat Untuk Gangguan Jantung

PENDAHULUAN
Tiga kelompok obat, glikosida jantung, antiangina, dan antiaritmia, akan dibahas dalam bab ini. Obat-obat dalam kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frekuensi dan irama jantung, dan aliran darah kemiokardium (otot jantung).
klik ini dulu

GLIKOSIDA JANTUNG

Efek utama digoksin adalah untuk meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung. Akibatnya curah jantung meningkat, ukuran jantung mengecil, penurunan tekanan vena dan akhirnya meredanya edema.
Selain itu digoksin menurunkan frekuensi denyut jantung. Digoksin juga menurunkan konduksi melalui nodus AV, sehingga melindungi ventrikel terhadap takikardia atrial.
Farmakokinetik
Digoksin dan digitoksin berbeda dlm laju absorbsi, pengikatan pd prot. & paruhx. Ke2 obat ini pny wkt paruh yg panjang & akumulasi obat dpt terjd. Krn digitoksin pny wkt paruh yg > panjang, mk toksisitas dpt berlsg > lm stlh obat dihentikan dr pemakaian digoksin.
30 % dr digoksin dimetab o/ hati & 65% dieks o/ ginjal hampir tanpa perub, sedangkan digitoksin dimetab o/ hati & dieks o/ ginjal. G3 fs ginjal dpt m’pengaruhi metab digitoksin.
G3 fs tiroid dpt m’pengaruhi metab glikosida jntg. Bg klien dgn hipotiroidisme, dz digoksin/digitoksin hrs ditrnkan; pd hipertiroidisme dz mungkin perlu dinaikkan.
Farmakodinamik
Mula kerja & kerja puncak dr digoksin oral dan IV berbeda2. Kadar serum terapeutik u/ digoksin ad 0,5 – 2,0 ng/mL & u/ digitoksin ad 10 – 35 ng/mL. U/ mengobati PJK hrs dicapai kadar terapeutik serum yg > rendah, sedangkan u/ flutter atau fibrilasi atrial diperlukan kadar serum terapeutik yg > tinggi.
Dr ke2 obat ini, digoksin > sering dipakai. Obat ini dpt diberikan mlli oral atau IV.
Toksisitas digitalis
OD atau akumulasi digoksin dpt m’sebabkan toksisitas digitalis. Tanda2 & gejalax ad :
Anoreksia
Diare
Mual
Muntah
Bradikardia
Takikardia
dll


Interaksi Obat
Interaksi obat dgn preparat digitalis dpt m’sebabkan toksisitas digitalis. Banyak dr diuretik kuat spt furosemid (Lasix) & hidroklorotiazid (HidroDiuril) memperberat kehilangan K dr tbh. Hipokalemia yg timbul akan meningkatkan efek preparat digitalis, & terjdlah toksisitas digitalis. Preparat kortison yg dipakai scr sistemik akan menambah retensi Na & eks atau kehilangan Kalium & jg m’sebabkan timbulnya Hipokalemia.
Proses Keperawatan: Glikosida Jantung
Pengkajian
Tetapkan dulu fungsi dasar jantungnya, untuk dibandingkan dengan efek terapeutik&keracunan digoksin.
Denyut apek, nadi perifer, irama&frekuensi serta kualitas gelombang nadi, umur, BB&status elektrolit harus dicatat.
Jika diuretik dipakai bersama digoksin, pengetahuan tentang efek obat ini terhadap kadar kalium serum & kemungkinan keracunan digoksin pada hipokalemia, penting bagi perawat.
Keadaan lain yang dapat menyebabkan hipokalemia adalah gangguan gastrointestinal, stres & asupan makanan yang buruk.

Intervensi Keperawatan
Ketahui beda antara digoksin dan digitoksin.
Periksa adanya payah jntg.
Penyuluhan kpd klien
Beritahu klien ttg cr memeriksa denyut nadi.
Nasehatkan klien u/ mkn yg kaya akan kalium.
Jlskan pd klien ttg pentingnya kepatuhan thd terapi obat.
Digoksin diberi sesudah makan untuk mengurangi iritasi lambung.
Nasehatkan klien u/ tidak memakai obat2an bebas.



Evaluasi
Efek terapuetik digoksin akan tampak berupa perbaikan keadaan paru, edema perifer & kelelahan, peningkatan volume nadi & keluaran urine, dan tanda lain perbaikan curah jantung seperti awas mental & toleransi latihan.
Karena bendungan pembuluh darah gastrointestinal berkurang, maka nafsu makan bertambah&mual hilang.
Bila gagal jantung tidak dapat diatasi, perbaikan hanya terbatas & pemberian obat perlu berlanjut terus (menahun)
OBAT-OBAT ANTIANGINA
Ad : obat2an yg dipakai u/ mengobati angina pektoris dgn meningkatkan aliran drh baik dgn me+ suplai O2 atau dgn me-i kebutuhan miokardium.

Jenis Angina:
Klasik (stabil) yg terjd pd keadaan stres atau bekerja.
Tdk stabil (Pra-infark) yg sering kali terjd sepanjang hari dan semakin berat.
Varian (Prinz Metal) yg terjd sewkt istirahat.

Nitrat
Farmakokinetik
Gliseril trinitrat, sorbid nitrat. Gliseril trinitrat 600 mcg & isosorbid nitrat 5 mg paling sering dipakai untuk mengatasi serangan akut. Keduanya diberi secara sublingual dan bekerja dalam 2 mnt selama sekitar 20 mnt. Sekitar 40 – 50% dr nitrat yg diabsorbsi mlli saluran gastrointestinal akan diinaktivasi o/ metab hati. Nitrogliserin dlm salep NITRO-BID dan dlm Pacth Transderm Nitro akan diabsorbsi scr perlahan mlli kulit.
Farmakodinamik
Nitrat bekerja lsg pd otot polos pembuluh drh, m’sebabkan relaksasi dan dilatasi. Obat2 ini menurunkan preload jntg (jml drh dlm ventrikel pd akhir diastole), afterload (tahanan pembuluh drh perifer) dan mengurangi kebutuhan O2 miokardium. berakibat penurunan tahanan perifer dan penurunan aliran balik vena ke jantung. Jadi kebutuhan oksigen miokard menurun.

Efek samping dan reaksi yg merugikan dr Nitrat:
Sakit kepala
Hipotensi
Pusing
Lemah
Ingin pingsan
Penghambat Beta
Farmakokinetik
Scr oral, penghambat beta diabsorbsi dgn baik. Absorbsi kapsul sustained-release diabsorbsi scr lambat. Wkt paruh penghambat beta non selektif propanolol (Inderal) ad 3-6 jam. Dr gol penghambat beta selektif, atenolol (Tenormin) memiliki wkt paruh 6-9 jam & metoprolol (Lopresor) ad 3-7 jam. Propanolol & metoprolol dimetab & dikeluarkan o/ hati. 50% atenolol dieks tidak berubah o/ ginjal, & 50% dieks tanpa diabsorbsi o/ feses.

Farmakodinamik
Mula kerja dr propanolol ad 30 mnt & kerja puncakx dicapai dlm 1-1,5 jam & masa kerjax ad 4-12 jam. U/ mula kerja atenolol ad 60 mnt, puncak kerjax dicapai dlm 2-4 jam, & masa kerjax ad 24 jam; sedangkan u/ mula kerja metoprolol dicapai dlm 15 mnt & lama kerjax ad 6-12 jam.


Efek samping dan reaksi yg merugikan dr Penghambat Beta:
Penurunan denyut nadi
Penurunan tekanan drh
Bronkospasme
Respon tingkah laku
Impoten
Reflek takikardi
Reflek vasokontriksi
Penghambat Rantai Kalsium
Farmakokinetik
3 penghambat rantai kalsium, verapamil (Calan), nifedipine (Procardia0, dan diltiazem (Cardizem), telah dipakai dgn selektif dlm pengobatan angina jangka panjang. 80 – 90% dr penghambat rantai kalsium diabsorbsi mlli mukosa gastrointestinal. Tetapi metab first-pass o/ hati akan me-i tersediax obat bebas dlm sirkulasi & hny 20% dr verapamil, 45-65% diltiazem, dan 35-40% nifedipine yg bioavailable. Ke3 obat ini tinggi berikatan dengan prot (80-90%) dan wkt paruhx ad 2-6 jam.

Farmakodinamik
Bradikardia merup mslh yg sering terjd pd verapamil. Nifedipine paling kuat, me+ vasodilatasi koroner & PD perifer, dan dpt terjd hipotensi. Mula kerjax 10 mnt u/ verapamil dan 30 mnt u/ nifedipine & diltiazem. Lama kerjax ad 3-7 jam (PO) dan 6-8 jam u/ nifedipine & diltiazem.


Efek samping dan reaksi yg merugikan dr Penghambat Rantai Kalsium:
Sakit kepala
Hipotensi
Pusing
Perub fs hati dan ginjal

Proses Keperawatan: Obat2 ANTIANGINA
Pengkajian
Periksa TTV
Dapatkan riwayat medis dan pengobatan klien.

Perencanaan
Klien akan memakai obat2 antiangina sebagaimana diresepkan dan bebas dr angina

Intervensi
Pantau TTV
Oleskan salep Nitro-Bid dgn menggunakan penekan lidah atau sarung tangan
Minta klien u/ duduk atau berbaring sewkt memakai nitrat pertama kali
Tawarkan air sblm memberi nitrat
Laporkan jk angina menetap.

PENYULUHAN KPD KLIEN

Nitrat
Beritahu klien ttg cara pemakaian nitrogliserin sublilngual (SL).
Jelaskan pd klien u/ memakai tablet nitrogliserin SL jk timbul nyeri dada.
Berikan penjelasan pd klien cara menggunakan Transderm Nitro patch.
Nasehati klien bahwa seringkali akan timbul sakit kepala wkt mula2 memakai obat nitrogliserin dan biasax berls selama 30 mnt.
Nasehati klien ttg kemungkinan timbulx toleransi thd nitrogliserin.
Beritahu klien u/ menelan obat nitrat ½ jam sblm atau ssdh mkn.
Penghambat Beta dan Penghambat Rantai Kalsium
Beritahu klien u/ tdk menghentikan obat2 ini tanpa persetujuan dokter.
Nasehati klien u/ memanggil dokter jika pusing atau akan pingsan


Evaluasi
Tidak berhasilnya nitrat mengatasi nyeri dapat menunjukkan terjadi IM, dan harus ditindaklanjuti.
Pemantauan EKG selama nyeri dada dan setelah mereda mungkin bermanfaat untuk melihat nitrat.
ANTIDISRITMIA
Ad : obat2an yg dipakai u/ mengobati setiap penyimpangan frekuensi atau pola denyut jntg yang tdk normal.

Disritmia jntg sering kali diikuti o/ infak miokardium (serangan jntg), hipoksia, hiperkapsia (meningkatnya CO2 dlm drh), ke>an katekolamin atau ketdk seimbangan elektrolit.

Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat-obat untuk aritmia supraventrikel (misal verapamil). Obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel (misal disopiramid), dan obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).


Farmakokinetik
Obat antidisritmia diabsorbsi dgn cepat pd mukosa gastrointestinal, kemudian dieks o/ ginjal tanpa mengalami perub.

Farmakodinamik
Menghambat perangsangan adrenergik dr jntg
menekan eksitabilitas dan kontraktilitas dr miokardium
Menurunkan kec hantaran pd jar jntg
Meningkatkan masa pemulihan (repolarisasi) dr miokardium
Menekan otomatisitas (depolarisasi spontan u/ memulai denyutan)

Efek samping dan reaksi yg merugikan dr Penghambat Rantai Kalsium:
Mual
Muntah
Diare
Kekacauan mental
Hipotensi
Bradikardia
Proses Keperawatan: ANTIDISRITMIA
Pengkajian
Periksa TTV dan EKG
Dapatkan riwayat medis dan pengobatan klien.
Periksa kadar terapeutik obat di dlm serum.

Perencanaan
Denyut jntg klien akan kembali pd irama sinus N.
Klien mengikuti pemakaian obat dgn teratur.

Intervensi
Pantau TTV dan EKG
Bila pemberian obat scr IV atau bolus, hrs diberikan dlm periode 2-3 mnt atau sesuai resep dokter.

PENYULUHAN KPD KLIEN

Beritahu klien u/ melaporkan efek samping reaksi yg merugikan kpd perawat/dokter.
Beritahu klien u/ minum obat sesuai anjuran dokter.
Nasehati klien u/ tdk minum minuman alkohol atau kafein dan tdk merokok.
Berikan instruksi spesifik u/ masing2 obat.

Evaluasi
Efektifitas antidisritmia yg diresepkan dgn membandingkan denyut jntg dasar dan nilai respon klien thd obat.
Laporkan efek samping dan reaksi yg merugikan.
Obat Antihipertensi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan. Menurut WHO, tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat diturunkan dengan terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) tau terapi dengan obat (farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi dengan oabt dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya dengan mengendalikan bobot badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh, dan alkohol serta pertisipasi dalam program olah raga dan tidak merokok.
METODA NONFARMAKOLOGIS UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH
1.teknik –teknik mengurangi stres
2.olah raga(meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi[HLDL])
3.pembatasan garam
4.mengurangi minum alkohol
5.mengurangi berat badan

Obat-obat anti hipertensi ,dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur denga obat lain

DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 5 KATEGORI al:
1.deuritik
2.menekan simpatik(simpatolitk).
3.vasodilatator anterior langsung.
4.antagonis angiotensin
5.penghambat saluran kalsium.
a. Penghambat saraf adrenergik
Obat dolongan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan noradrenalin dari pasca ganglion saraf adrenergik. Obat-obat golongan ini tidak mengendalikan tekanan darah berbaring dan dapat menyebabkan hipotensi postural. Karena itu, obat-obat ini jarang digunakan, tetapi mungkin masih perlu diperlukan bersama terapi lain pada hipertensi yang resisten.
• Debrisokuin
• Reserpin
b. Alfa-broker
Sebagai alfa-broker, prazosin menyebabkan vasodilatasi arteri dan vena sehingga jarang menimbulkan takikardi. Obat ini menurunkan tekanan darah dengan cepat setelah dosis pertama, sehingga harus hati-hati pada pemberian pertama. Untuk pengobatan hipertensi, alfa-broker dapat digunakan bersama obat antihipertensi lain.
• Deksazosin
• Indoramin
• Prasozin Hidroklorida
• Terazosin
c. Penghambat enzim pengubah anglotensin (penghambat ACE)
Pengambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Obat-obat golongan ini efektif dan pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Obat-obat golongan ini terutama diindikasikan untuk hipertensi pada diabetes tergantung insulin dengan nefropati, dan mungkin untuk hipertensi pada semua pasien diabetes.
• Kaptopril
• Benazepril
• Delapril
• Enalapril maleat
d. Antagonis reseptor angiotensin II
Sifatnya mirip penghambat ACE, bedanya adalah obat-obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menimbulkan batuk kering parsisten yang biasanya mengganggu terapi dengan penghambat ACE. Karena itu, obat-obat golongan ini merupakan alternatif yang berguna untuk pasien yang harus menghentikan penghambat ACE akibat batuk yang parsisten.
• Losaktan kalium
• Valsatran
e. Obat-obat untuk feokromositoma
Fenoksibanzamin adalah alfa-broker kuat dengan banyak efek samping. Obat ini digunakan bersama bata-bloker untuk pengobtan jangka pendek episode hipertensi berat pada feokromositoma.
Fentolamin adalah alfa-broker kerja pendek yang kadang-kadang juga digunakan untuk diagnosis feokromositoma.
• Fenoksibanzamin
• Fentolamin
f. Obat antihipertensi yang bekerja sentral.
Kelompok ini termasuk metildopa, yang mempunyai keuntungan karena aman bagi pasien asma, gagal jantung, dan kehamilan. Efek sampingnya diperkecil jika dosis perharinya dipertahankan tetap dibawah 1 g.
• Klobidin hidroklorida
• Metildopa
• Guanfasin
Diuretika
Diuretika golongan tiazid digunakan untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan dengan dosis yang lebih rendah, untuk menurunkan tekanan darah. Diuretika kuat digunakan untuk edema paru akibat gagal jantung kiri dan pada pasien dengan gagal jantung yang sudah lama dan kombinasi diuretika mungkin selektif untuk edema yang resisten terhadap pengobatan dengan satu diuretika, misalnya diuretika kuat dapat dikombinasi dengan diuretika hemat kalium
a. Diuretika golongan tiazid
Tiazid dan senyawa-senyawa terkaitnya merupakan diuretika dengan potensi sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian peroral lebih kurang 1-2 jam, sedangkan masa kerjanya 12-24 jam. Lazimnya tiazid diberikan pada pagi hari agar diuretika tidak mengganggu tidur pasien.
• Bendrofluazid
• Klortalidon
• Hidroklortiazid
b. Diuretika kuat
Diuretika kuat digunakan dalam pengobatan edema paru akibat gagl jantung kiri. Pemberian intravena mengurangi sesak nafas dan prabeban lebih cepat dari mula kerja diuresisnya. Diuretika ini juga digunakan pada pasien gagal jantung yang telah berlangsung lama.
• Frusemid
• Bumetanid
c. Diuretika hemat kalium
Amilorid dan triamteren merupakan diuretika yang lemah. Keduanya menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan sebagai alternatif yang lebih efektif daripada memberikan suplemen kalium pada pangguna tiazid atau diuretika kuat. Suplemen kalium tidak boleh diberikan bersama diuretika hemat kalium. Juga penting untuk diingat bahwa pemberian diuretka hemat kalium pada seorang pasien yang menerima suatu penghambat ACE dapat menyebabkan hiperkalemia yang berat.
• Amilorid hidroklorida
• Antagonis aldosteron
• Sprironolakton
d. Diuretika merkuri
Meskipun efektif, diuretika merkuri sekarang hampir tidak pernah digunakan karena efek nefrotoksisitasnya. Mersalil harus diberikan lewat injeksi intramuskuler. Penggunaan intravena dapat menyebabkan hipotensi berat dan kematian mendadak. Obat ini sudah absolete dan telah diganti dengan loop diuretic yang jauh lebih aman.
• Mersalil
e. Diuretika osmotik
Diuretika golongan ini jarang digunakan pada gagal jantung karena mungkin meningkatkan volume darah secara akut.
• Manitol
f. Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretika penghambat enzim karbonik anhidrase (asetazolamid) merupakan diyretika yang lemah dan jarang digunakan berdasarkan efek diuretikanya. Obat ini digunakan untuk profilaksis mountain sickness tetapi tidak menggantikan aklimatisasi.
• Asetazolamid
• Dorzolamid
g. Kombinasi diuretika
Disamping penambahan satu golongan diuretika pada diuretika yang lain, kekhawatiran terjadinya hipokalemia atau ketidakpatuhan pasien meningkatkan penggunaan kombinasi dengan diuretika hemat kalium. Bila digunakan untuk hipertens, perhatian khusus harus dicurahkan pada dosis tiazidnya, dimana dosis yang lebih rendah lebih dianjurkan.
PENGKAJIAN
Periksa tanda-tanda vital dasar untuk menemukan hasil abnormal dan bandingkan dengan hasil pemeriksaan selanjutnya.
Periksa elektrolit serum
Periksa anggota gerak untuk menemukan edema pitting, laporkan hasilnya
Periksa bunyi pernafasan untuk menemukan kelainan.Laporkan bila positif biosa menunjukkan adanya gagal jantung kongestif


PERENCANAAN
Edema tungkai akan menghilang dalam waktu 1 minggu.
Nilai-nilai laboratorium normal.Penggantian kalium mungkin perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
Pantau TTV, terutama tekanan darah dan denyut jantung.Laporkan adanya peningkatan atau tidak
Pantau berat klien
Pantau haluaran urin
Pantau hasil-hasil pemeriksaan laboratorium urin
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
Beritahu klien untuk mempertahankan nutrisi yang baik dan kurangi garam dan tingkatkan makana yang kaya kalium
Beritahu pada klien untuk memantau denyut jantung jika meminum diuretik
Anjurkan klien diebetik yang memakai diuretik tiasid untuk mengukur gula darahmya
Anjurkan klien untuk mengikuti peraturan pemakaian obat dengan baik
Nasehati klien untuk bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri secara perlahan-lahan untuk mencegah efek hipotensi ortostatik
EVALUASI
Evaluasi efektivitas diuiretik dengan mencatat apakah edema berkurang atau menghilang.Mengganti diuretik mungkin perlu dilakukan apabila edema atau payah jantung kongestif timbul
Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Pembentukan suatu trombus berlangsung melalui tiga tahap, yaitu (1) pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak. (2) suatu rangkaian peristiwa yang terkait dengan trombosit. (3) pengaktifan mekanisme pembekuan dengan sutu peran penting bagi trombin dalam pembentukan fibrin. Trombin sendiri merupakan suatu perangsang agragasi dan adhesi patelet yang sangat kuat. Sekali terbentu, trombus mungkin dipecah oleh fibrinolisis-terangsang plasmin.
a. Antikoagulan
Dibagi menjadi 2 sub-kelompok, yaitu
1) Antikoagulan parenteral, yang dibagi dalam sub-kelompok lagi, yaitu:
a) Heparin
Heparin memulai antikoagulasi dengan cepat, namun mempunyai masa kerja yang singkat. Sekarang sering kali diacu sebagai heparin standar atau tidak terfraksinasi, untuk membedakannya dengan heparin bobot molekul rendah yang memiliki masa kerja yang lebih panjang.
• Heparin

b) Heparin bobot molekul rendah
Terdapat bukti bahwa heparin bobot molekul rendah ternyata selektif dan seaman heparin standar dalam pencegahan tromboembolisme vena. Namun, pada praktek ortopedi golongan heparin ini mungkin lebih selektif.
• Anoksaparin
• Heparinoid
2) Antikoagulan oral
Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K, dan perlu paling tidak 48-72 jam untuk efek antikoagulannya berkembang sempurna. Jika efek yang segera diperlukan, heparin harus diberikan bersama. Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah pendarahan
• Natrium warfarin
• Protamin sulfat
b. Antiplatelet
Antiplatelet (antitrombosit) bekerja dengan cara mengurangi agragasi platelet, sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, dimana trombi terbentuk melalui agragasi platelet dan antikoagulan menunjukkan efek yang kecil.
• Asetosal
• Dipiridamol
c. Fibrinolitik
Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen utnuk membentuk plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus. Termasuk dalam golongan obat ini diantaranya streptokinase, urokinase, alteplase, dan anistreplase.
• Alteplase
• Streptokinase
• Urokinase
d. Hemostatik dan antifibrinolitik
Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan. Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5% normal.
• Fraksi faktor VIII, kering
• Fraksi faktor IX, kering
• Aprotinin
• Etamsilat
• Asam traneksamat
Obat penurun lipid
Obat-obat penurun lipid diindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau dengan hiperlipidemia berat, yang tidak cukup terkendali dengan diet rendah lemak. Pengobatan juga harus dipertimbangkan bagi pasien dengan resiko tinggi terjadinya penyakit jantung koroner karena adanya berbagai faktor resiko (termasuk merokok, hipertensi, diabetes, dll).
a. Resin penukar anion
Kolestiramin dan kolestipol adalah resin penul\kar anion yang digunakan dalam penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Obat-obat tersebut bekerja dengan cara mengikat asam empedu (metabolit kolesterol) di dalam lumen usus dan mencegah reabsorpsinya.
• Kolestiramin
• Kolestipol hidroklorida
b. Kelompok klofibrat
Klofibrat (turunan asam ariloksibutirat) dan beberapa analognya (bezafibral, siprofibral, finofibrat, gemfibrosil) dapat dianggap sebagai hipolipidemik berspektrum luas. Klofibrat dan beberapa analognya digunakan dalam pengobatan hiperlipidemia tipe II maupun IV. Efek utamanya berupa gangguan saluran cerna.
• Bezafibrat
• Fenofibrat
• Gemfibrozil
• Klofibrat
c. Statin
Statin menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim oada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat-obat ini lebih efektif dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol – LDL tetapi kurang efektif dibanding kelompok klofibrat dalam menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol – HDL.
• Atorvastatin
• Fluvastatin
• Pravastatin
• Simvastatin
• Lovastatin
d. Kelompok asam nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin larut air yang mampu menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol plasma. Mekanisme kerjanya melalui hambatan mobilisasi lemak serta hambatan sintesis VLDL dalam hati dan lebih lanjut kolesterol – LDL. Selain itu, asam nikotinat juga meningkatkan kolesterol – HDL.
• Asam nikotinat
e. Minyak ikan
Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadang-kadang minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesterolemia.
Obat-obat untuk syok dan hipotensi
Syok merupakan sindrom kardiovaskuler akut yang rumit, terutama terkait dengan ketidakcukupan pasok dan konsumsi oksigen pada organ-organ yang penting bagi kehidupan (vital), yang pada umumnya disebabkan oleh peristiwa hipotensi. Hipovolemia, suatu penyebab hipotensi, dikaitkan dengan hilangnya darah karena cedera atau pendarahan, atau hilagnya cairan karena diare, muntah, luka bakar, atau yang lainnya.

Hipotensi juga dikaitkan dengan syok septik. Meskipun demikian pasien dengan infark miokard yang berkembang menjadi syok kardiogenik, tidak selalu hipotensif. Tujuan terapi syok adalah menjamin aliran darah yang cukup untuk pasok oksigen yang memadai ke organ-organ vital.
• Dopamin hidroklorida
• Dobutamin
• Isoprenalina hidroklorida
• Norepinefrin bitatrat
• Epinefrin
Obat untuk gangguan sirkulasi darah (serebral, arteri, vena)
a. Vasodilator perifer
Kurangnya pasokan darah arteri di perifer dapat disebabkan oleh angioneuropati (kegagalan pengaturan sirkulasi akibat tidak sempurnanya pembuluh kecil bereaksi terhadap rangsang) atau angioorganopati (meliputi penyakit penyumbatan arteri, giitis, penyumbatan arteri karena emboli).

Penyebab penyakit penyumbatan arteri terutama aterosklerosis dan tramboangitis obliterans.
• Turunan asam nikotinat
• Pentoksifilin
• Sinarisin
• Naftidrofuril oksalat
• Isoksuprin

b. Vasodilator serebral
Obat-obat golongan ini dinyatakan memperbaiki fungsi mental. Beberapa telah dilaporkan memperbaiki kinerja uji psikologis, tetapi obat-obat tersebut secara klinis belum terbukti bermanfaat untuk demensia (pikun).
• Co-dergokrin meksilat
c. Obat gangguan darah vena
Penyakit pembuluh vena yang sering terjadi adalah gejala verikosis (dilatasi pembuluh vena permukaan kaki dan akibat-akibat yang menyertainya (edema lokal, indurasi, atrofi, pigmentasi hebat, sianosis kulit, borok kaki, tromboflebitis) yang timbul akibat pengaruh mekanik dan hormonal pada jaringan ikat lemah.
1) Senyawa tonik vena
• Dihidroergotamin
• Glikosida triterpen
2) Senyawa sklerosan
• Garam natrium asam lemak dari minyak ikan
• Etanolamin oleat
• Natrium tetradesil sulfat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar